Bahkan, sebagian besar pemain mengancam akan melakukan aksi mogok bertanding, jika sampai Sabtu (2/5) pukul 14.30, tidak ada titik temu antara mereka dengan pihak pengurus dan manajemen, menyangkut pemenuhan hak-hak pemain tersebut. Mereka juga telah membuat surat pernyataan bersama yang ditandatangani 18 pemain.
Dalam surat tertanggal 30 April 2009 itu, disebutkan bahwa mereka telah menjalankan kewajiban sebagai pemain, dengan menjalani latihan dan pertandingan di ajang Divisi Utama maupun Copa. Namun di sisi lain, mereka menyatakan belum menerima hak berupa gaji selama sekitar empat bulan.
Mereka juga mengaku dijanjikan oleh pihak pengurus dan manajemen, bahwa semua kekurangan gaji sampai April akan dibayarkan pada Kamis (30/4) kemarin. Namun jika sampai pada Sabtu (2/5) pukul 14.30 upaya pengurus dan manajemen itu tak kunjung terwujud, pemain menyatakan keberatan untuk melakoni pertandingan melawan PSIR maupun pertandingan-pertandingan selanjutnya. Yakni menghadapi Persis Solo dan PSS Sleman.
Surat itu sendiri sedianya akan dikirimkan ke pengurus dan manajemen, dengan tembusan ke BLI dan ketua umum Persiku. Dari 24 pemain yang saat ini menghuni skuad Persiku, hanya enam pemain yang tidak ikut tanda tangan.
Di antara mereka yang tidak ikut tanda tangan adalah tiga pemain asing, Didier Koutouzi, Owang Abong Crepin, serta Alberto Paredes. Selain itu juga ada kapten tim Agus Santiko dan Cucun Sulistyo. Sedangkan satu lainnya adalah Nurcahyono yang sudah sekitar satu bulan ini belum kembali bergabung dengan pemain lain di Kudus.
Terkait persoalan gaji pemain tersebut, Manajer Persiku Fajar Akriana mengungkapkan, pihaknya akan mengupayakan agar permasalahan tersebut segera terselesaikan. "Kita akan melakukan pembicaraan dengan pemain," bebernya. (mg1/aji)